Pendidikan karakter
yang dicanangkan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan
diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih
besar diberikan pada Sekolah Dasar (SD).
Menteri Pendidikan
Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh, di Medan, Sabtu, mengatakan,
pendidikan karakter harus dimulai sejak dini yakni dari jenjang
pendidikan SD.
Pada jenjang SD ini porsinya mencapai 60 persen
dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya.Hal ini agar lebih mudah
diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak itu hingga kelak ia dewasa.
"Pendidikan
karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk
sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang,"katanya
saat menjadi pembicara pada acara seminar nasional "Pendidikan Karakter
Bangsa" yang merupakan rangkaian acara rapat pimpinan Program Pasca
Sarjana (PPs) Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK)
se-Indonesia di Universitas Negeri Medan (Unimed).
Ia mengatakan,
pendidikan karakter tidak mendapatkan porsi yang besar pada tingkat
Taman Kanak-kanak (TK) atau sejenisnya karena TK bukan merupakan sekolah
tetapi taman bermain.
"TK itu taman bermain untuk merangsang
kreativitas anak, bukan tempat belajar. Jadi jika ada guru TK yang
memberikan tugas atau PR maka itu guru kurang kerjaan dan tak paham
tugasnya," katanya.
Menurut dia, dalam menanamkan karakter pada seseorang yang paling penting adalah kejujuran karena kejujuran bersifat universal.
Dalam
hal ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi dengan sifat yang
kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan sifat-sifat atau
karakter untuk membangun bangsa.
Untuk itu, selain orang tua, guru SD juga mempunyai peranan yang sangat vital untuk menempah karakter siswa.
"Pembinaan
karakter yang termudah dilakukan adalah ketika anak-anak masih duduk di
bangku SD. Itulah sebabnya kita memprioritaskan pendidikan karakter di
tingkat SD. Bukan berarti pada jenjang pendidikan lainnya tidak mendapat
perhatian namun porsinya saja yang berbeda," katanya.
Lebih
lanjut ia mengatakan, dunia pendidikan diharapkan sebagai motor
penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter, sehingga anggota
masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang
harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di
masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Pembangunan
karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena
pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga
mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai
anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.
"Intinya
pembinaan karakter harus dilakukan pada semua tingkat pendidikan hingga
Perguruan Tinggi (PT) karena PT harus mampu berperan sebagai mesin
informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, santun,
sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa manapun,"
katanya.
Pada kesempatan itu, Mendiknas Muhammad Nuh juga
diberikan sebuah buku yang berjudul" Pendidikan Karakter Dalam
Pembangunan Bangsa" setebal 200 halaman yang di susun oleh pimpinan atau
direktur PPs LPTK se-Indonesia sebagai salah satu hasil rapim PPs LPTK
se-Indonesia tahun lalu. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar